TEMPERATUR JEMBATAN WEATSTONE (Laporan Praktikum Instrumentasi)
TEMPERATUR
JEMBATAN WEATSTONE
(Laporan Praktikum Instrumentasi)
Disusun
Oleh
Kelompok 2
Gede
Agustiawan 1414071040
Gresia
Dame Rianti Tindaon 1414071042
Heryanti
Nur Triandini 1414071044
I
Made Darma Duta L 1414071046

LABORATORIUM KOMPUTER
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jembatan Wheatstone merupakan suatu alat pengukur, alat ini
dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan pengukuran terhadap
suatu tahanan yang nilainya relatif kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran
dari kabel tanah/ kartsluiting dan sebagainya. Jembatan Wheatstone adalah alat
yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti.
dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri
dari tahanan R1, R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang
diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur.
Temperatur adalah ukuran panas-dinginnya dari suatu benda.
Panas-dinginnya suatu benda berkaitan dengan energi termis yang terkandung
dalam benda tersebut. Makin besar energi termisnya, makin besar temperaturnya.
Temperatur disebut juga suhu. Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya,
semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara
mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap
atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk
perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom
penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat
macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan
Kelvin.
Rangkaian Jembatan Wheatstone merupakan rangkaian yang
terdiri dari resistor dan catu daya
(power supply). Jembatan wheatstone sendiri adalah rangkaian jembatan yang pada
umunya digunakan untuk mengukur presisi tahanan dengan nilai 1 ohm sampai dengan mega ohm. Pada umumnya
rangkaian jembatan wheatstone banyak digunakan untuk menghitung resistansi yang tidak
diketahui dengan bantuan dari rangkaian jembatan. Dua kaki yang terdapat pada
rangkaian wheatstone harus disimpan seimbang dan satu kaki yang lainnya
termasuk resistansi yang tidak diketahui.
1.2.Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah
1. Mahasiswa
mampu mengetahui rangkaian jembatan weatston
2. Mahasiswa
mampu mengetahui definisi temperatur
3. Mahasiswa
mampu mengetahui kegunaan termometer
4. Mahasiswa
mampu mengetahui perbandingan pengukuran antara termometer dengan voltmeter
dalam suhu tertentu
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Jembatan Wheatstone
adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie pada 1833 dan
meningkat kemudian dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843.
Ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup
komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer.
Jembatan Wheatstone
adalah suatu alat pengukur, alat ini dipergunakan untuk memperoleh ketelitian
dalam melaksanakan pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relatif
kecil sekali umpamanya saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kartsluiting dan
sebagainya. (Suryatmo, 1974).
Jembatan Wheatstone
adalah alat yang paling umum digunakan untuk pengukuran tahanan yang teliti
dalam daerah 1 sampai 100.000 Ω. Jembatan Wheatstone terdiri dari tahanan R1,
R2, R3, dimana tahanan tersebut merupakan tahanan yang
diketahui nilainya dengan teliti dan dapat diatur. (Lister, 1993).
Jembatan
Wheatstone dipergunakan untuk memperoleh ketelitian dalam melaksanakan
pengukuran terhadap suatu tahanan yang nilainya relative kecil sekali umpamanya
saja suatu kebocoran dari kabel tanah/ kortsluiting dan sebagainya. Rangkaian
ini dibentuk oleh empat buah tahanan (R) yag merupakan segiempat A-B-C-D dalam
hal mana rangkaian ini dihubungkan dengan sumber tegangan dan sebuah
galvanometer nol (0). Kalau tahanan-tahanan itu diatur sedemikian rupa sehingga
galvanometer itu tidak akan mengadakan suatu hubungan antara keempat tahanan
tersebut. (Suryatmo, 1986).
Jembatan
Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu
tahanan yang tidak diketahui harganya (besarannya). Kegunaan dari Jembata Wheatstone
adalah untuk mengukur nilai suatu hambatan dengan cara arus yang mengalir pada
galvanometer sama dengan nol (karena potensial ujung-ujungnya sama besar).
Sehingga dapat dirumuskan dengan perkalian silang. Cara kerjanya adalah sirkuit
listrik dalam empat tahanan dan sumber tegangan yang dihubungkan melalui
dua titik
diagonal dan pada kedua diagonal yang lain dimana galvanometer ditempalkan
seperti yang diperlihatkan pada jembatan wheatstone. (Pratama, 2010).
rangkaian jembatan hanya membandingkan antara nilai komponen
yang belum diketahui dengan komponen standar yang telah diketahui nilainya,
maka akurasi pengukurannya menjaid hal yang sangat penting, terutama pada
pembacaan pengukuran perebandingannya yang
hanya didasarkan pada sebuah indikator NOL pada kesetimbangan
jembatan.Jembatan DC bertipe NOL dikenal dengan nama Jembatan Wheatstone,
dengan empat lengan yang terdiri dari sebuah hambatan yang belum diketahui
nilainya (Rx), dua hambatan yang bernilai sama (R2 dan R3) serta hambatan
variabel (Rv). Tegangan DC ditempatkan diantara titik AC serta hambatan
variabel diatur sedemikian rupa sehingga tegangan yang terukur pada titik BD
sama dengan nol. Titik nol ini biasanya diukur dengan galvanometer yang
mempunyai sensitivitas tinggi (Flink, 1984).
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah
instrumentasi dengan judul Temperatur Jembatan Weatston dilaksanakan pada hari
selasa tanggal 28 maret 2016 pukul 15.00-17.00 WIB di Laboratorium TEP, Jurusan
Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam
praktikum adalah breadboard, voltmeter, thermometer.
Sedangkan bahan yang digunakan
adalah baterai 9v, soket, resistor, gelas dan air.
3.3 Prosedur
Kerja
Adapun prosedur
kerja pada praktikum ini adalah :
![]() |
||||
|
||||
![]() |
||||
![]() |
||||
|
||||
![]() |
||||
|
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari hasil
praktium yang dilakukan maka didapatkan hasil tabel sebagai berikut :
Termometer ( C)
|
Voltmeter
|
72
|
4,33
|
71
|
4,32
|
67
|
4,24
|
65
|
4,15
|
64
|
4,01
|
58
|
3,42
|
56
|
3,41
|
52
|
3,40
|
50
|
3,36
|
48
|
3,34
|
49
|
3,31
|
47
|
3,27
|
44
|
3,23
|
43
|
3,19
|
40
|
3,15
|
36
|
3,11
|
35
|
2,98
|
31
|
2,69
|
29
|
2,63
|
25
|
2,52
|
Adapun grafik yang dapat dihasilkan dari data di atas adalah:

4.2
Pembahasan
Praktikum kali
ini adalah mengukur perbandingan suhu menggunakan thermometer dengan voltmeter.
Pertama dilakukan perangkaian pada beardboard, kemudian dipasangkan kabel yang
akan dihubungkan dengan air. Kedua dilakukan perebusan air yang ditempatkan
pada gelas plastik. Ketiga dimasukan kabel dari beardboard dan thermometer
secara bersamaan kemudian ukur berapa angka yang ditunjukkan oleh thermometer
dan voltmeter. Lalukan hal serupa dengan terus mencampurkan air panas dalam
gelas dengan air dingin sedikit demi sedikit hingga suhu air menjadi berubah.
Setelah data yang didapatkan dirasa sudah cukup maka pengukuran selesai
dilakukan. Pada hasil yang didapatkan terlihat perubaha yang tidak terlalu
signifikan, mungkin hal tersebut dikarenakan pencampuran air secara berangsur
sehingga perubahan suhu pada air tidak berubah secara drastis.
Suhu menunjukkan derajat panas benda.
Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara
mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang
dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam
bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat getaran. Makin
tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer.
Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reaumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan
termometer lainnya mengikuti:C:R:(F-32) = 5:4:9.
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang digunakan
untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kali dari rangkaian jembatan, satu kaki yang mencakup
komponen diketahui kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer. Jembatan
Wheatstone adalah suatu proses menentukan nilai hambatan listrik yang
presisi/tepat menggunakan rangkaian Jembatan Wheatstone dan melakukan
perbandingan antara besar hambatan yang telah diketahui dengan besar hambatan
yang belum diketahui yang tentunya dalam keadaan Jembatan disebut seimbang
yaitu Galvanometer menunjukkan pada angka nol. Rangkaian Jembatan Wheatstone
tersebut memiliki susunan dari 4 buah hambatan yang mana 2 dari hambatan
tersebut adalah hambatan variable dan hambatan yang belum diketahui besarnya
yang disusun secara seri satu sama lain dan pada 2 titik diagonalnya dipasang
sebuah Galvanometer dan pada 2 titik diagonal lainnya diberikan sumber
tegangan. Galvanometer adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam magnet.
mendeteksi dan pengukuran arus. Kebanyakan alat ini kerjanya tergantung pada momen yang berlaku pada kumparan di dalam magnet.
V.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan
dari praktikum kali ini adalah :
1.
Hasil perbandingan dari hasil praktikum kali
ini adalah semakin rendah suatu suhu maka semakin rendah pula angka yang
didapatkan.
2.
Jembatan Wheatstone merupakan
suatu susunan rangkaian listrik untuk mengukur suatu tahanan yang tidak diketahui
harganya (besarannya).
3.
Temperatur adalah
ukuran panas-dinginnya dari suatu benda. Panas-dinginnya suatu benda berkaitan
dengan energi termis yang terkandung dalam benda tersebut. Makin besar energi
termisnya, makin besar temperaturnya.
4.
Kegunaan atau fungsi dari termometer adalah
untuk mengukur seberapa besar suhu.
DAFTAR PUSTAKA
Bueche, Fredick J. dan Eugene Hecht. 2006. Fisika
Universitas. Jakarta :Erlangga.
Flink, R.J dan O.G Brink. 1984. Dasar-dasar Ilmu Instrumen. Jakarta : Binacipta.
Lister, Eugene C. 1993. Mesin dan Rangkaian Listrik.
Jakarta : Erlangga.
Suryatmo, F.
1986. Teknik Listrik Pengukuran. Jakarta : Bina aksara.
LAMPIRAN
Komentar
Posting Komentar