LAPORAN PRAKTIKUM PENGUKURAN ELECTRICAL CONDUCTIVITY (EC)
PENGUKURAN
ELECTRICAL CONDUCTIVITY (EC)
(Laporan
Praktikum Rekayasa Pengolahan Limbah)
Oleh:
Gresia
Dame Rianti Tindaon
1414071042
JURUSAN
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2016
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan di bidang pertanian dalam penyediaan
air irigasi. Sumber air permukaan sampai saat ini masih menjadi andalan dalam
penyediaan air irigasi terutama pada musim kemarau. Namun sayangnya, dengan
semakin meningkatnya pembangunan di segala bidang menyebabkan kuantitas dan
kualitas air tidak lagi sesuai dengan peruntukannya. Pembangunan yang semakin
meningkat diikuti dengan peningkatan pencemaran lingkungan, yang salah satunya
berasal dari limbah industri.
Daya hantar listrik didefinisikan sebagai kemampuan dari air untuk
menghantarkan arus listrik. Kemampuan ini tergantung pada konsentrasi zat yang
terion dalam air. DHL juga dipengaruhi oleh jenis ion, valensi, dan
konsentrasi. Adanya CO2 dari udara yang terabsorpsi oleh air dapat
menyebabkan bertambahnya harga DHL. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis
dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan
pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya
hantar listrik yang besar. DHL dapat dikatakan sebagai penetapan
pendahuluan dalam pemeriksaan kualitas air. Dengan mengetahui besarnya DHL,
secara garis besar jumlah mineral yang ada dalam air dapat diketahui. Jika
DHL-nya tinggi, maka kadar mineralnya tinggi dan sebaliknya jika DHL-nya
rendah, maka kadar mineral dalam air tersebut rendah pula. DHL /
konduktivitas diukur dengan alat conductivity-meter digital, dimana satuan yang
digunakan adalah mikros/cm.
Electrical Conductivity (EC) merupakan karakteristik penting
dari air atau air limbah karena DHL merefleksikan tingkat ketidakmurnian atau
tingkat pencemarannya. EC dapat dikatakan sama dengan DHL karena memiliki arti
yang sama. Pengukuran DHL
didasarkan pada kemampuan kation dan anion untuk menghantarkan arus listrik
yang dialirkan ke dalam air. Energi yang dihasilkan dapat dibaca langsung pada
alat dengan satuan yang sesuai.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mahasiswa mampu menggunakan EC/DHL meter
2.
Mahasiswa mampu mengetahui EC/DHL dari
masing-masing sampel air limbah
3.
Mahasiswa mampu mengamati pH dan EC yang
di celupkan kedalam sampel limbah
II.
TINJAUAN PUSTAKA
Daya hantar listrik
(DHL) merupakan kemampuan suatu cairan untuk menghantarkan arus listrik
(disebut juga konduktivitas). DHL pada air merupakan ekspresi
numerik yang menunjukkan kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan arus
listrik. Oleh karena itu, semakin banyak garam-garam terlarut yang dapat
terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Besarnya nilai DHL bergantung
kepada kehadiran ion-ion anorganik, valensi, suhu, serta konsentrasi total
maupun relatifnya (Candra,2007).
Pengukuran daya hantar
listrik bertujuan mengukur kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan
listrik serta memprediksi kandungan mineral dalam air. Pengukuran yang
dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk menghantarkan arus
listrik yang dialirkan dalam contoh air dapat dijadikan indikator, dimana
semakin besar nilai daya hantar listrik yang ditunjukkan pada konduktivitimeter berarti
semakin besar kemampuan kation dan anion yang terdapat dalam contoh air untuk
menghantarkan arus listrik. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak
mineral yang terkandung dalam air.
Konduktivitas dinyatakan dengan
satuan p mhos/cm atau p Siemens/cm. Dalam analisa air, satuan yang biasa
digunakan adalah µmhos/cm. Air suling (aquades) memiliki nilai DHL sekitar 1
µmhos/cm, sedangkan perairan alami sekitar 20 – 1500 µmhos/cm (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).
Pengukuran DHL dilakukan menggunakan konduktivitimeter dengan
satuan µmhos/cm. Prinsip kerja alat ini adalah banyaknya ion yang terlarut
dalam contoh air berbanding lurus dengan daya hantar listrik. Batas waktu
maksimum pengukuran
yang direkomendasikan adalah 28 hari. Menurut APHA, AWWA (1992)
dalam Effendi (2003) diketahui bahwa pengukuran DHL berguna dalam hal sebagai
beriku:
1.
Menetapkan tingkat mineralisasi dan derajat disosiasi dari air
destilasi.
2.
Memperkirakan efek total dari konsentrasi ion.
3.
Mengevaluasi pengolahan yang cocok dengan kondisi mineral air.
4.
Memperkirakan jumlah zat padat terlarut dalam air.
5.
Menentukan air layak dikonsumsi atau tidak.
III. METODELOGI PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Adapun
praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 23 September 2016, pukul 09.30 WIB di Laboratorium Rekayasa
Smber Daya Air dan Lahan, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yuang digunakan
pada praktikum kali ini adalah gelas baker, pipet tetes, DHL/EC meter, hot
plate, air sumur, air sungai, dan air kolam.
3.3 Prosedur Kerja
Dibuka
oleh dosen/asdos dan disiapkan alat dan bahan
|
Diambil setengah dari masing-masing
sampel air dan air limbah dari botol sampel ke dalam gelas beaker
|
Disiapkan
alat ukur DHL meter
|
Diukur
DHL sampel air limbah dengan menggunakan sensor yang tersedia
|
Diamati
DHL dari masing-masing sampel tersebut dan catat nilainya
|
Ditutup
oleh dosen/asisten dosen
|
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum
1.
Air Sungai
Suhu
awal = 26°C
EC/DHL = 1038µs/cm
NO
|
T(°C)
|
EC/DHL
|
1
|
27
|
1034
|
2
|
28
|
1048
|
3
|
29
|
1051
|
4
|
30
|
1052
|
5
|
31
|
1046
|
6
|
32
|
1043
|
7
|
33
|
1036
|
8
|
34
|
1040
|
9
|
35
|
1031
|
2.
Air Kolam
Suhu
awal = 27°C
EC/DHL = 106 µs/cm
NO
|
T(°C)
|
EC/DHL
|
1
|
28
|
0109
|
2
|
29
|
0111
|
3
|
30
|
0113
|
4
|
31
|
0113
|
5
|
32
|
0114
|
6
|
33
|
0114
|
7
|
34
|
0113
|
8
|
35
|
0113
|
9
|
36
|
0112
|
3.
Air Sumur
Suhu
awal = 29°C
EC/DHL = 0186 µs/cm
NO
|
T (°C)
|
EC/DHL
|
1
|
30
|
0193
|
2
|
31
|
0196
|
3
|
32
|
0198
|
4
|
33
|
0202
|
5
|
34
|
0204
|
6
|
35
|
0203
|
7
|
36
|
0205
|
8
|
37
|
0204
|
9
|
38
|
0203
|
4.1.1 Hasil grafik
Gambar
grafik air sungai
Gambar
grafik air kolam
Gambar
grafik air sumur
4.1.2 Hasil pengukuran EC/DHL dan
pH
1. Air Sungai
(Proses pengukuran EC/DHL dan pH
menggunakan sensor EC meter)
|
|
2. Air kolam
(Proses pengukuran EC/DHL dan pH
menggunakan sensor EC meter)
|
|
3. Air Sumur
(Proses pengukuran EC/DHL dan pH menggunakan
sensor EC meter)
|
|
4.2
Pembahasan
Pengaruh
EC terhadap lingkungan tentunya sangat berpengaruh, pada saat EC tinggi maka
tingkat pencemaran pada lingkungan juga tinggi. Itu disebabkan karena
lingkungan yang sudah dicemari oleh air limbah,dimana air limbah mengandung
zat-zat kimia yg berasal dari limbah alami maupun buatan yang memang mengandung
kimia.
Pengaruh
suhu terhadap Electronic conductivity ini dibahas dalam praktikum kali ini.
Suhu akan berkaitan dengan EC disebabkan oleh sampel air limbah, semakin tinggi
jenis air maka pH akan memiliki nilai yang berbeda- beda dalam setiap sampel
air limbah.
DHL (Daya Hantar Listrik)
Daya hantar listrik (DHL) merupakan kemampuan
suatu cairan untuk menghantarkan arus listrik (disebut juga konduktivitas).
DHL pada air merupakan ekspresi numerik yang menunjukkan kemampuan suatu
larutan untuk menghantarkan arus listrik. Oleh karena itu, semakin banyak
garam-garam terlarut yang dapat terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL.
Besarnya nilai DHL bergantung kepada kehadiran ion-ion anorganik, valensi,
suhu, serta konsentrasi total maupun relatifnya.
Pengukuran daya hantar listrik bertujuan
mengukur kemampuan ion-ion dalam air untuk menghantarkan listrik serta
memprediksi kandungan mineral dalam air. Pengukuran yang dilakukan berdasarkan
kemampuan kation dan anion untuk menghantarkan arus listrik yang dialirkan
dalam contoh air dapat dijadikan indikator, dimana semakin besar nilai daya
hantar listrik yang ditunjukkan pada konduktivitimeter berarti
semakin besar kemampuan kation dan anion yang terdapat dalam contoh air untuk
menghantarkan arus listrik. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin banyak
mineral yang terkandung dalam air.
Jadi,penggunan
DHL sebagai parameter kuaitas air bertujuan untuk mengukur kemampuan ion-ion
dalam air untuk menghantarkan listrik serta memprediksi kandungan mineral dalam
air. Pengukuran yang dilakukan berdasarkan kemampuan kation dan anion untuk
menghantarkan arus listrik yang dialirkan dalam contoh air dapat dijadikan
indikator, dimana semakin besar nilai daya hantar listrik yang
ditunjukkan
pada konduktivitimeter berarti semakin besar kemampuan kation dan anion
yang terdapat dalam contoh air untuk menghantarkan arus listrik. Hal ini
mengindikasikan bahwa semakin banyak mineral yang terkandung dalam air.
Secara fisik, kualitas air dapat
diketahui dengan menggunakan indera penglihatan, perasa, penciuman, dan
mencicipi untuk mengetahui rasa, kekeruhan, warna dan bau.
Standar uji fisika antara lain:
a) Kekeruhan
Kualitas air yang baik adalah jernih
(bening) dan tidak keruh. Batas minimal kekeruhan air layak minum menurut
Permenkes adalah 5 skala NTU. Kekeruhan air disebabkan oleh partikel-partikel
yang tersuspensi dalam air.
b) Tidak berbau dan tidak berasa
Air yang mempunyai kualitas baik
adalah tidak berbau dan tidak berasa. Bau dan rasa dapat dirasakan langsung
oleh indra penciuman dan indra perasa. Air yang mempunyai bau dan berasa
mengindikasikan ada terjadi proses dekomposisi bahan-bahan organik oleh
mikroorganisme dalam air, disebabkan oleh senyawa fenol yang terdapat dalam air
atau penyebab lainnya yang menyebabkan air tidak layak untuk dikonsumsi
c) Jumlah padatan terapung
Perlu diperhatikan air yang baik dan
layak diminum tidak mengandung padatan terapung dalam jumlah yang melebihi
batas maksimal yang diperbolehkan (1.000 mg/l).
d) Suhu Normal
Air yang baik mempunyai temperatur
normal, kurang lebih 30 dari suhu kamar (270C). Suhu
air yang melebihi batas normal menunjukan indikasi terdapat bahan kimia yang
terlarut dalam jumlah yang cukup besar atau sedang terjadi proses dekomposisi
bahan organik oleh mikroorganisme
e) Warna
Warna pada air dapat disebabkan oleh
macam-mcam bahan kimia atau organic. Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan
tidak berwarna. Permenkes menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak
untuk diminum adalah 15 skala TCU.
I.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan
dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1.
Konduktivitas listrik memberi indikasi
mengenai nutrisi yang terkandung pada
larutan dan yang diserap oleh akar.
2.
Nilai EC tergantung dari jenis-jenis ion
yang terkandung di dalam larutan nutrisi,konsentrasi
ion, dan suhu larutan
3. Daya
hantar listrik adalah kemampuan air untuk mengalirkan arus listrik dan kemampuan tercermin dari kadar padatan
total dalam air dan suhu pada saat pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Candra,Bidiman.2007.Pengantar
kesehatan lingkungan.Buku kedokteran EGC.:Jakarta
Effendi,Hefni.2003.Telah kualitas
air.Kanisius: Jogyakarta
Fauzi,Mhammad.2001.
Faktor Fisika Dan Kimia Air Sungai Selagan Bengkulu Utara. Jurnal Natur Indonesia :2 (2)
Morgan, L. 2000b. The pH Factor In
Hydroponics, p.47-51. In Amy Knutson (ed). The Best of The Growing Edge. New
Moon Publ. Inc. Corvallis.
Komentar
Posting Komentar