Laporan Praktikum LBP : PENGUKURAN DRY BULB TEMPERATUR (DBT) DAN WET BULB TEMPERATUR (WBT) DALAM GREENHOUSE
PENGUKURAN DRY BULB TEMPERATUR (DBT) DAN WET BULB TEMPERATUR (WBT) DALAM
GREENHOUSE
(Laporan Praktikum Lingkungan
Dan Bangunan Pertanian)
Oleh
Gresia Dame Rianti Tindaon
1414071042

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan
bangunan pertanian adalah salah satu metode pembelajaran untuk mempelajari
bangunan-bangunan pertanian yang fungsinya untuk menjaga atau meningkatkan
produksi pertanian dari hal kualitas maupun kuantitas. Bidang pertanian
memiliki arti luas, mencakup pertanian dalam bercocok tanam, berkebun, usaha
konservasi kehutanan, perikanan, hingga usaha peternakan. Dari berbagai bidang
yang dicakup oleh pertanian sudah banyak ditebak memiliki banyak tipe-tipe
bangunan pertanian sesuai dengan penggunaannya, bahkan dari keseluruhan bidang
tersebut, tipe bangunan satu dengan yang lainnya itu pasti berbeda.
Salah
satu bangunan pertanian yang menjadi pilihan untuk bercocok tanam yaitu rumah
kaca (green house). Yang perlu diperhatikan dari green house adalah suhu dan
kelembaban. Suhu dan kelembaban dalam green house kebanyakan relatif tinggi
jika tidak ada pengkontrolnya. Oleh karena itu sangat diperlukan pengontrolan
suhu dan kelembaban dalam green house serta perlu untuk mengetahui keadaan
lingkungan dalam green house untuk kelangsungan bercocok tanam. Terdapat alat
untuk mengukur dry bulb dan wet bulb. Alat ini untuk mengetahui besar suhu bola
kering dan bola basah di dalam suatu bangunan pertanian. Oleh karena itu dalam
praktikum kali ini akan mengaji dan mengetahui suhu bola kering dan basah dalam
suatu green house.
1.2 Tujuan Praktikum.
Adapuntujuandilaksanakannyapraktikuminiadalah:
1. Dapat
mengukur suhu bola basah dan bola kering pada greenhouse dan lingkungan sekitarnya.
2. Menentukan
RH, HR, dew point, volume spesifik, dan entalphy dengan psikometrik chart.
3. Membanding
kan nilai kelembaban hasil diagram psikometrik dengan pengukuran menggunakan termohigrometer.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rumah Kaca
Rumah
kaca (rumah hijau) adalah sebuah bangunan di mana tanaman dibudidayakan. Sebuah
rumah kaca terbuat dari gelas atau plastik; Dia menjadi panas karena radiasi
elektromagnetik yang datang dari matahari memanaskan tumbuhan, tanah, dan
barang lainnya di dalam bangunan ini. Kaca yang digunakan untuk rumah kerja
bekerja sebagai medium transmisi yang dapat memilih frekuensi spektral yang
berbeda-beda, dan efeknya adalah untuk menangkap energi di dalam rumah kaca,
yang memanaskan tumbuhan dan tanah di dalamnya yang juga memanaskan udara dekat
tanah dan udara ini dicegah naik ke atas dan mengalir keluar. Oleh karena itu
rumah kaca bekerja dengan menangkap radiasi elektromagnetik dan mencegah
konveksi.
Rumah kaca sering kali
digunakan untuk mengembangkan bunga, buah dan tanaman tembakau. Lebah bumble
adalah polinator pilihan untuk banyak polinasi rumah kaca, meskipun tipe lebah
lain juga digunakan, dan juga polinasi buatan. Selain tembakau, banyak sayuran
dan bunga juga dikembangkan di rumah kaca pada akhir musim dingin atau awal
musim semi, yang kemudian dipindahkan ke luar begitu cuaca menjadi hangat.
Ruangan
yang tertutup dari rumah kaca mempunyai kebutuhan yang unik, dibandingkan
dengan produksi luar ruangan. Hama dan penyakit, dan panas tinggi dan
kelembaban, harus dikontrol, dan irigasi dibutuhkan untuk menyediakan air.
Rumah kaca menjadi penting dalam penyediaan makanan di negara garis lintang
tinggi. Kompleks rumah
kaca terbesar di dunia terletak di Leamington, Ontario (dekat tempat paling
selatan Kanada) di mana sekitar 200 "acre" (0.8 km²) tomat
dikembangkan dalam gelas.Rumah kaca melindungi tanaman dari panas dan dingin
yang berlebihan, melindungi tanaman dari badai debu dan "blizzard",
dan menolong mencegah hama. Pengontrolan cahaya dan suhu dapat mengubah tanah
tak subur menjadi subur. Rumah kaca dapat memberikan negara kelaparan
persediaan bahan makanan, di mana tanaman tak dapat tumbuh karena keganasan
lingkungan.
2.2 Thermo Hygrometer
Thermo Hygrometer merupakan salah satu alat pengukuran yang bias anda pakai
dengan cara yang simple. Untuk pengertian nya sendiri, thermo hygrometer
berasal dari dua kata, yaitu thermo dan hygrometer.Kata thermo memperlihatkan bahwa
alat ini dapat dipakai untuk menhukur suhu pada sebuah ruangan (thermometer). Sedangkan
hygro berarti bahwa alat ini juga bias dipakai untuk mengukur kelembapan suatu ruangan
(hygrometer).
Apabila
anda ingin mengukur suhu dan kelembapan sebuah ruangan, caranya sangat mudah,
yaitu dengan melihat angka digital yang tampak pada thermo hygrometer. Tapi
sebenarnya alat thermo hygrometer tidak hanya tersedia dalam bentuk digital,
tetapi juga analog.Kedua jenis thermo hygrometer tersebut sama saja cara
kerjanya, hanya saja jika memakai thermo hygrometer yang jenis digital. Cara
melihat suhu dan kelembapan dapat dilihat dari angka yang muncul secara
jelas.Sedangkan jika anda memakai thermo hygrometer dengan jenis analog, anda
harus memperhatikan ukuran suhu dan kelembapan dari arah jarum yang nantinya
akan menunjuk ke arah angka.Selain memperhatikan jenisnya, cara pengukuran
dengan thermo hygrometer juga harus diperhatikan pada skalanya. Biasanya, alat
ukur thermo hygrometer mempunyai dua skala untuk proses pengukurannya.
2.3
Proses Udara Thermal
Proses udara yang terjadi dalam karta psikometrik
adalah :
Proses pemanasan (Heating).Proses pemanasan adalah
proses penambahan kalor sensibel ke udara sehingga temperatur udara tersebut
naik. Proses ini hanya disebabkan oleh perubahan temperatur bola kering udara
tanpa perubahan rasio kelembaban. Garis proses pada karta psikometrik adalah
garis horizontal ke arah kanan.
Proses
pendinginan (Cooling).Proses pendinginan adalah
proses pengambilan kalor sensibel dari udara sehingga temperatur udara
tersebut mengalami penurunan. Proses ini hanya disebabkan oleh perubahan
temperatur bola kering udara tanpa perubahan rasio kelembaban. Garis proses
pada karta psikometrik adalah garis
horizontal ke arah kiri.
Proses pelembaban (humidifikasi).Proses pelembaban
adalah proses penambahan kandungan uap
air ke udara sehingga terjadi kenaikan entalpi dan ratio kelembaban. Pada
proses ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor
sensibel . Garis proses pada karta psikometrik
adalah garis vertikal ke arah atas. Kelembaban udara menggambarkan
kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak,
kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban nisbi
membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya
atau apda kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk
menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu udara.
Proses
penurunan kelembaban (dehumidifikasi).Proses penurunan kelembaban adalah proses pengurangan kandungan uap air ke udara
sehingga terjadi penurunan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses ini
terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel. Garis
proses pada karta psikometrik adalah
garis vertikal ke arah bawah.
Proses pemanasan dan pelembaban (Heating dan
humidifikasi).Pada proses ini udara dipanaskan disertai dengan penambahan uap
air, yaitu dengan mengalirkan udara melewati ruangan semburan air atau uap yang
temperaturnya lebih tinggi dari temperatur udara, sehingga didapatkan
peningkatan kalor sensibel dan kalor laten secara bersamaan. Pada proses ini
terjadi kenaikan rasio kelembaban, entalpi, Tdb, Twb dan kelembaban relatif.
Garis proses pada karta psikometrik
adalah garis kearah kanan atas.
Proses pemanasan dan penurunan kelembaban (Heating
dan dehumidifikasi).Pada proses ini udara mengalami pendinginan dahulu sampai
temperaturnya dibawah titik embun udara, pada temperatur ini udara mengalami
pengembunan sehingga kandungan uap air akan berkurang, kemudian udara
dilewatkan melalui koil pemanas sehingga temperatur udara akan meningkat.
Proses ini terjadi pada alat pengering udara (dehumidifier). Pada proses ini
terjadi penurunan rasio kelembaban,
entalpi, Twb, entalpi dan kelembaban relatif tetapi terjadi peningkatan Tdb.
Garis proses pada karta psikometrik
adalah garis kearah kanan bawah.
III.
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum mata kuliah Lingkungan Bangunan Pertanian
dilaksanakan pada hari Selasa, 10 April 2018 sedangkan dilakukannya pengukuran pada
hari Jumat, 13 April 2018. Dilakukannya pengukuran pada greenhouse di
JurusanTeknik Pertanian, Fakultas pertanian, Universitas Lampung.
3.2
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
alat tulis, hp (untuk memfoto hasil pengukuran), termohigrometer, sling
thermometer, dan stopwatch; sedangkan bahan yang digunakan adalah greenhouse
dan lingkungan sekitar pada green house.
3.3 Langkah Percobaan
1.
Praktikan
menyiapkan alat-alat yang ingin digunakan pada praktikum kali ini serta bahan
yang ingin diteliti.
2.
Selanjutnya
memulai pengukuran menggunakan termohigrometerdan sling thermometer padasalah satu
titik diluar (lingkungan sekitar greenhouse) atau di dalam greenhouse terlebih dahulu.
3.
Lakukan
3 titik pengukuran baik diluar greenhouse atau pun dilingkungan sekitar
greenhouse.
4.
Catat hasil
tersebut dan foto hasil pengukurannya juga dengan menggunakan HP, agar tidak terjadi
slip pada perhitungan.
5.
Buatlah
hasil pengukuran tersebut dalam bentuk laporan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Adapun hasil
pengamatan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
Tabel
1.Pengukuran Bola Basah, Bola Kering, Kelembaban Greenhouse Dan Luar Greenhouse
(lingkungan)
No
|
Waktu pengukuran
|
Parameter
|
|||||
Bola Basah
oC
|
Bola Kering
oC
|
Relative Humidity
|
|||||
Dalam
|
Luar
|
Dalam
|
Luar
|
Dalam
|
Luar
|
||
1
|
Pagi
|
27
|
25
|
26
|
23
|
90%
|
80%
|
2
|
Siang
|
31
|
29
|
25
|
23
|
60%
|
57%
|
3
|
Sore
|
30
|
28
|
27
|
24
|
76%
|
66%
|
Tabel
2.Nilai Parameter Berdasarkan Psikometric Chart
No
|
Parameter
|
Dalam Greenhouse
|
Luar Greenhouse
|
||||
Pagi
|
Siang
|
Sore
|
Pagi
|
Siang
|
Sore
|
||
1
|
Dry bulb
|
27
|
31
|
30
|
25
|
29
|
28
|
2
|
Wet bulb
|
26
|
25
|
27
|
23
|
23
|
24
|
3
|
Relative
humidity
|
92
|
62
|
80
|
82,5
|
60
|
70
|
4
|
Humidity
ratio
|
21
|
17,8
|
21,5
|
17
|
15,3
|
17,2
|
5
|
Dewpoint
themperature
|
27,7
|
22,8
|
26,2
|
22,2
|
26,5
|
22,3
|
6
|
Specific
volume
|
87,9
|
88,6
|
88,9
|
86,9
|
87,8
|
87,7
|
7
|
Entalphy
|
80,5
|
76,5
|
85
|
68,5
|
68,5
|
72,5
|
Grafik
1 Pengukuran
Dry Bulb Temperature atau suhu bola kering

Grafik 2.
Pengukuran wet bulb temperature atau suhu bola basah

Grafik 3. Pengukuran Relative Humidity(RH) atau
Kelembaban udara

4.2 Pembahasan
Pada Praktikum ini dilakukan pengamatan suhu bola basah dan bola kering
pada setiap pagi siang dan sore sehingga diperoleh data bola kering dalam
ruangan pada pagi siang dan sore hari yaitu 27, 31, 30 oC . Pada luar
ruangan yaitu 25, 29, 28 oC Sedangkan pada bola basah didalam ruangan
diperoleh suhu 26, 25, 27oC Diluar ruangan diperoleh suhu 23, 23, 24oC.
Kelembaban
yang diperoleh pada dalam ruangan yaitu 90, 60, 76% sedangkan diluar ruangan
yaitu 80, 57, 66%.
Untuk mengukur dua sifat (Dry dan Wet bulb
temperature) ini sekaligus biasanya menggunkan alat yang namanya sling, yaitu
dua buah thermometer yang di satukan pada sebuah tempat yang kemudian tempat
tersebut dapat diputar. Satu thermometer biasa dan yang lainnya
thermometer dengan bulb diselimuti kain basah. Dew Point, yaitu suhu dimana
udara telah mencapai saturasi (jenuh). Jika udara tersebut mengalami pelepasan
kalor sedikit saja, maka uap air dalam udara akan mengembun. Humidity Ratio (w), yaitu ukuran
massa uap air yang ada dalam satu satuan udara kering (Satuan International:
gram/kg). Relative Humidity (RH),
Perbandingan antara fraksi mol uap dengan fraksi mol udara basah pada suhu dan
tekanan yang sama (satuannya biasanya dalam persen (%)). Volume Spesifik (v), yaitu
besarnya volume udara dalam satu satuan massa. (SI: m3/kg) Enthalpy (h), yaitu banyaknya
kalor (energy) yang ada dalam udara setiap satu satuan massa. Enthalpy ini
merupakan jumlah total energi yang ada dalam udara terebut, baik dari udara
maupun uap air yang terkandung didalamnya.
Dry Bulb
temperature (Temperatur bola kering),
yaitu suhu yang ditunjukkan dengan thermometer bulb biasa dengan bulb
dalam keadaan kering. Satuan untuk suhu ini bias dalam celcius, Kelvin,
fahrenheit. Seperti yang diketahui bahwa thermometer menggunakan prinsip
pemuaian zat cair dalam thermometer. Jika kita ingin mengukur suhu udara dengan
thermometer biasa maka terjadi perpindahan kalor dari udara ke bulb
thermometer. Karena mendapatkan kalor
maka zat cair (misalkan: air raksa) yang ada di dalam thermometer mengalami
pemuaian sehingga tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian cairan
ini yang di konversika dengan satuan suhu (celcius, Fahrenheit, dll).
Wet Bulb Temperature
(Temperatur bola basah), yaitu suhu bola basah. Sesuai dengan namanya “wet
bulb”, suhu ini diukur dengan menggunakan thermometer yang bulbnya (bagian
bawah thermometer) dilapisi dengan kain yang telah basah kemudian dialiri udara
yang ingin diukur suhunya. Perpindahan kalor terjadi dari udara ke kain basah
tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk menguapkan air pada kain basah
tersebut, setelah itu baru digunakan untuk memuaikan cairan yang ada dalam
thermometer.
Untuk
menjelaskan apa itu wet bulb temperature, dapat kita gambarkan jika ada suatu
kolam dengan panjang tak hingga diatasnya ditutup. Kemudian udara dialirka melalui permukaan
air. Dengan adanya perpindahan kalor dari udara ke permukaan air maka
terjadilah penguapan. Udara menjadi
jenuh diujung kolam air tersebut. Suhu disinilah yang dinamakan Wet Bulb
temperature.
Untuk
mengukur dua sifat (Dry dan Wet bulb temperature) ini sekaligus biasanya
menggunkan alat yang namanya sling, yaitu dua buah thermometer yang disatukan
pada sebuah tempat yang kemudian tempat tersebut dapat diputar. Satu thermometer biasa dan yang lainnya
thermometer dengan bulb diselimuti kain basah.
Dew Point,
yaitu suhu dimana udara telah mencapai saturasi (jenuh). Jika udara tersebut
mengalami pelepasan kalor sedikit saja, maka uap air dalam udara akan
mengembun. Humidity Ratio (w), yaitu ukuran massa uap air yang ada dalam satu
satuan udara kering (Satuan International: gram/kg). Relative Humidity
(RH), Perbandingan antara fraksi mol uap
dengan fraksi mol udara basah pada suhu dan tekanan yang sama (satuannya biasanya
dalam persen (%).Volume Spesifik (v), yaitu besarnya volume udara dalam satu
satuan massa. (SI: m3/kg) Enthalpy (h), yaitu banyaknya kalor (energy) yang ada
dalam udara setiap satu satuan massa. Enthalpy ini merupakan jumlah total
energi yang ada dalam udara terebut, baik dari udara maupun uap air yang
terkandung didalamnya
V.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan yang didapat dari praktikum yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:
- Dry Bulb temperature (Temperatur bola
kering), yaitu suhu yang
ditunjukkan dengan thermometer bulb biasa dengan bulb dalam keadaan
kering.
- Dew Point, yaitu suhu dimana udara telah mencapai
saturasi (jenuh).
- Beberapa yang diperlukan untuk mengetahui bola
basah dan bola kering adalah Humidity
Ratio, Relative Humidity (RH), Volume Spesifik (v), dan Enthalpy (h)
DAFTAR
PUSTAKA
Zailani, Kadir.
1986. Klimatologi Dasar. Fakultas Pertanian Universitas Syiah
Kuala,
Darussalam, Banda Aceh.
Komentar
Posting Komentar